Meski menjadi salah satu konsumen batu bara terbesar di dunia, India
saat ini bisa memposisikan dirinya sebagai pedagangan batu bara terbesar
di dunia. Ini di tengah anjloknya harga batu bara dunia.
Direktur
Komersial PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk, Ika Bethari mengatakan,
India mampu menjaga permintaan batu bara dari negaranya sendiri. Karena
adanya program pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Penurunan
permintaan batu bara menjadi penyebab anjoloknya harga. Ini akibat
masih lesunya perekonomian dunia, juga karena ekonomi China yang turun
pertumbuhannya.
"Kami lihat dampak klien (pembeli batu bara) yang
di luar. China cukup signifikan sama seperti di Indonesia, ditambah
imbas ekonomi global juga. India mulai membaik. Beberapa bulan terakhir
mulai naik lagi, karena India sedang mengembangkan power plant
(pembangkit listrik). Sehingga kebutuhan batu bara tetap tinggi. Vietnam
dan Filipina juga sedang kembangkan power plant. Permintaan batu bara
masih tinggi. India sekarang jadi trader terbesar batu bara, padahal kan
negara pemakai," tutur Ika di sela acara 21st Coaltrans
Asia, atau pertemuan industri batubara terbesar dunia yang berlangsung
di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin
(8/6/2015).
Ika menjelaskan soal turunnya harga batu bara. Di
2012 lalu, harga batu bara masih US$ 85 per ton, sekarang harganya sudah
sempat menyentuh US$ 58 per ton. Akibat kondisi ini, Mitra Bahtera
Segara Sejati yang bergerak di bidang transportasi batu bara, sulit
mendapatkan kontrak pengapalan batu bara dalam jangka panjang.
"Kami
sekarang lebih banyak ambil kontrak jangka pendek bahkan kontrak spot.
Tahun 2012-2013 kontrak jangka panjang di atas 1 tahun porsinya masih
85%, jangka pendek hanya 15% bahkan kurang. Di 2014-2015 hanya selang 1
tahun, kontrak jangka panjang turun sampai porsi 70%. Kontrak jangka
pendek naik signifikan sampai porsi 30% bahkan lebih. Ini karena
volatilitas harga luar biasa. Pasar tidak bisa diprediksi, sehingga
klien tidak mau ambil risiko untuk ambil kontrak jangka panjang," papar
Ika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar